Selasa, 01 Desember 2020

Meningkatkan Pemahaman 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) dalam Pencegahan Stunting

       Pentingnya pembangunan SDM  merupakan kebijakan yang sangat penting, karena itulah maka tak heran bila anggaran bidang kesehatan Pemerintah kita  ini menjadi sangat  besar dibandingkan dari anggaran lainnya. Dalam RAPBN yang sudah disetujui DPR beberapa waktu silam, anggaran  kesehatan sebesar 132,2 triliun. Anggaran yang besar itu diminta Presiden Jokowi untuk dikonsentrasikan pada hal-hal yang bisa berdampak langsung kepada rakyat demi pembangunan SDM yang unggul. Ada  dua hal penting yang harus menjadi fokus perhatian di Kementerian Kesehatan, yakni ketercukupan gizi dan pencegahan penyakit. 

  Salah tu fokus perhatian Pemerintah saat ini adalah Penanganan stunting . Dikarenakan Stunting ini menjadi perhatian mengingat dapat berdampak kepada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas, dan menghambat perekonomian seperti pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan, dan ketimpangan.

      Prevalensi balita mengalami stunting pada 2019 menurun dibandingkan 2018, yaitu dari 30,8 persen menjadi 27,7 persen. Meskipun menurun, tetapi angkanya masih cukup tinggi karena 28 dari 100 balita mengalami stunting. Badan Pusat Statistik (BPS) juga menjelaskan, prevalensi balita mengalami stunting Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. 

 


          Salah satu upaya pencegahan stunting adalah dengan mensosialisasikan dan menerapkan pemahaman masyarakat tentang 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Masyarakat harus paham apa yang dimaksud dengan 1000HPK, dan mulai sejak kapan 1000 HPK itu dimulai. Karena dengan pemahaman inilah maka masyarakat akan menerapkan dan mempersiapkan pertumbuhan Bayi dan anaknya kelak. Pertumbuhan fisik dan otak Bayi akan tercipta saat 1000 HPK mereka terpenuhi makanan bergizi, bernutrisi. Dengan kecukupan itulah maka akan dilahirkan generasi yang sehat dan cerdas.

    

            1000 HPK dimulai dari :

  1. Saat Janin ada dalam Kandungan Ibu
  2. Pada saat itulah perkembangan sel otak, syaraf motorik dan sensorik mulai tumbuh. Perhatian orang tua sangat diperlukan untuk kesehatan dan tumbuh kembang janin sampai dengan lahir
  3. Saat si anak sudah terlahirkan, maka pola asuh amat memegang peranan penting. Si Ibu harus aktif si Posyandu, dan ikut kelompok BKB (Bina Keluarga Balita), untuk tumbuh kembang si anak.
  4. Pemberian Gizi yang seimbang, Kesehatan Lahir Bathin dan Menciptakan Genrasi yang Berkarakter, sangat penting. Bimbingan orang Tua sangat diperlukan

Adapun bagi Remaja perlu juga untuk menanamkan pemikiran dalam  menyiapkan diri untuk merencanakan Berkehidupan keluarga, melaksanakan Reproduksi sehat dan Berperilaku Hidup sehat dan Reproduksi Sehat. Hal ini bisa mereka peroleh dengan mengikuti di kegiatan PIK R (Pusat Informasi Konseling Remaja) serta memahami tentang Gen_Re (Generasi Berencana) .

Semoga materi ini dapat meningkatkan pemahaman kita, Salam Gen-Re....Salam BKKBN...Berencana itu Keren,..Salam KB..DAHSAT...Dua anak Lebih Sehat




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar