Kamis, 23 Agustus 2018

Upaya meningkatkan Pendewasaan Usia Perkawinan pada Mahasiswa

      Dalam rangka menyukseskan program KKBPK di wilayah kecamatan Bojonegoro khususnya dan kabupaten Bojonegoro umumnya, maka Penyuluh Keluarga Berencana di Balai Penyuluhan KB Kecamatan Bojonegoro, tepatnya di Jalan Lettu Suwolo pada hari Kamis, tanggal 23 Agustus 2018 mengadakan pembinaan kepada Generasi Muda, khususnya di kalangan Mahasiswa. Pada pembinaan kali ini dihadirkan pengurus dan anggota kelompok PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) dari tiga Perguruan Tinggi di Kabupaten Bojonegoro, yaitu Universitas Bojonegoro, Universitas Terbuka, dan IKIP PGRI. 

      Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di tingkat Kabupaten/Kota memang menjadi kewenangan daerah bahkan menjadi urusan wajib sesuai dengan amanat  PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Aspek Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga harus dihapami oleh para Generasi Muda yang ada saat sekarang ini.  Di dala program tersebut, para Generasi muda harus memahami beberapa aspek, yaitu aspek pengendalian kuantitas penduduk, aspek peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarganya, dan aspek Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dapat ditelusur melalui berbagi indikator  yang merupakan pencerminan dari pelaksanaan 8 fungsi keluarga, yaitu fungsi Agama, Fungsi Sosial Budaya, Fungsi Cinta dan Kasih Sayang, Fungsi Perlindungan, Fungsi Reproduksi, Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan, Fungsi Ekonomi , dan Fungsi Lingkungan.

       PIK Remaja yang beranggotakan para remaja itu bertujuan untuk memberikan informasi tentang PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja), Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills), Pelayanan Konseling dan Rujukan PKBR. Program PIK Remaja dikenal dengan GenRe , yaitu  program untuk remaja agar bisa menyiapkan kehidupan keluarganya kelak sehingga mampu melaksanakan pendidikan, karir, dan pernikahan terencana.

   Dalam pertemuan saat itu dikenalkan kepada para Anggota PIK Remaja tentang salam Gen Re. Yang artinya para Remaja mengatakan TIDAK untuk Pernikahan dini, hubungan sex sebelum menikah, dan Napza. Salam GenRe ini disimbolkan dengan bentuk lingkaran yang  oleh ibu jadi dan telunjuk itu menandakan me-nol-kan atau MENGHINDARI (Zero). Dan tiga jari lainnya menyimbolkan hal hal yang tidak dilakukan oleh remaja.

     Pada sesi materi ini juga dilakukan tanya jawab tentang permasalahan pada remaja. Seperti kita ketahui permasalahan remaja sangat komplek. dengan semakin berkembangnya tehnologi, permasalahan para remaja juga semakin meningkat. Pergaulan dan kehidupan yang dianggap modern menjadi pencetus timbulnya permasalahan saat sekarang ini. Disampaikan oleh petugas Penyuluh Keluarga Berencana, Dra. Ida Swasanti MM. M.Si. dan Dra Endah Tri Ratnawati tentang kondisi yang ada sekarang ini. Penguatan delapan fungsi keluarga sangat berperan, kemampuan memiliki ketrampilan hidup atau life skill harus digali pada diri remaja saat ini. Dengan mempersiapkan dirinya secara terencana kedepan, maka kehidupan yang lebih terarah dan terencana akan dicapai.

      Harapannya, dengan adanya pembinaan PIK R di 3 Perguruan Tinggi ini diharapkan mereka bisa meneruskan pada remaja disekelilingnnya, dan dapat menerapkan kegiatan PIK R ini di lingkup kampusnya, sehingga informasi tidak berhenti sampai disini saja. 

Rabu, 15 Agustus 2018

Festival Waluh Meningkatkan Kesejahteraan Warga di Kampung KB

        Hari ini Rabu tanggal 15 Agustus 2018 desa Kumpulrejo Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro, yang merupakan salah satu Kampung KB di Kabupaten Bojonegoro juga tidak lepas dari upaya memeriahkan hari kemerdekaan RI, dan mungkin upaya memeriahkan HUT RI Ke &# ini juga dilakukan di desa desa lainnya. Salah satu kegiatan lain di desa Kumpulrejo kecamatan Kapas yang dilakukan sebagai rangkaian memeriahkan HUT Republik Indonesia, yang berbeda dan lain dari desa yang lain  adalah Festival Waluh.  Festival Waluh ini merupakan salah satu upaya mengangkat komoditi buah waluh yang banyak di desa. Dan kegiatan ini adalah festival yang kedua kalinya, dimana tahun 2017 juga pernah dilaksanakan kegiatan tersebut. 
       seperti diuraikan diatas Waluh adalah salah satu komoditi pertanian yang banyak dihasilkan dan digalakkan di desa tersebut. dengan berlimpahnya buah waluh saat musim panen membuat masyarakat bingung untuk mengolahnya, sehingga harganya menjadi turun. Dengan adanya ide festival waluh ini diharapkan ekonomi masyarakat dapat terangkat, usaha di bidang olahan makanan (UPPKS) juga dapat terangkat. Dari beberapa hasil olahan, nampaknya ada upaya dari masyarakat untuk melakukan inovasi dan kreasi makanan dengan bahan waluh ini. Beberapa makanan yang merupakah hasil olahan adalah : jenang waluh, makanan ringan dari waluh, wingko waluh, keripik waluh bahkan mie ayam dimana bahan mienya juga ada campuran waluh. 
       Pengunjung yang hadir dalam festival sangat antusias dalam mencoba aneka makanan olahan tersebut. Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Camat Kapas dan Dinas Instansi di lingkup Kecamatan Kapas. Dalam sambutan pembukaan diharapkan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat olahan makanan mendapat support dari dinas terkait, dan kegiatan ini bisa menjadi sarana agenda wisata di desa Kumpulrejo, yang dapat mengenalkan masyarakat di luar tentang desa Kumpulrejo sendiri. 
       Dinas P3AKB (Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana) dengan Penyuluh Keluarga Berencana di lingkup kecamatan Kapas aktif meningkatkan kelompok UPPKS (Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera)  . Pembinaan Kelompok UPPKS oleh Penyuluh Keluarga Berencana wilayah desa tersebut Sri Suhartini, A.Md. rutin dilaksanakan. Pembinaan kepada anggota PIK R juga dengan menggali Life Skillnya. Harapannya sebagai salah satu desa Kampung KB, diharapkan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat dengan SDM dan SDA yang ada. Advokasi kepada Kepala Desa juga diberikan, sehingga dukungan akan selalu ada untuk menyukseskan kegiatan program KKBPK.
       Dengan semakin meningkatnya kesejahteraan di desa Kumpulrejo, maka kriteria sebagai desa Kampung KB akan semakin lebih baik, karena masyarakatnya akan lebih sejahtera. Dan hal inilah yang menjadi cita cita dalam Pembangunan KKBPK.